13 Maret 2008
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Dua bank terbesar di Indonesia yakni PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk membukukan laba masing-masing Rp4,4 triliun dan Rp4,48 triliun di tengah booming kredit pada 2007.Dengan laba sebesar itu, Bank Mandiri mencatatkan kenaikan 79,51% dari periode yang sama 2006 sebesar Rp2,42 triliun. Sementara itu, BCA hanya 5,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,2 triliun.Wakil Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan laba yang hanya 5,8% itu disebabkan oleh� tingginya biaya bank tersebut untuk melakukan ekspansi penambahan cabang, ATM dan electronic data capture (EDC)."Kami ekspansi hingga 18 cabang, ATM hingga 600 lebih dan EDC ribuan unit, Ongkos ekspansi itu naik pada tahun lalu," ujar Jahja kepada pers, kemarin.Selama 2007, bank itu menambah unit ATM sebanyak 612 unit sehingga kini berjumlah total 5.654 unit. Sedangkan untuk EDC penambahan sebesar 11.838 unit sehingga total 65.645 unit.Jahja menuturkan pertumbuhan kredit pada 2007 mencapai Rp82,56 triliun atau meningkat sekitar 34% dari 2006 yaitu Rp61,59 triliun. Komposisi penyaluran kredit terbesar tahun lalu untuk sektor usaha kecil menengah dan komersial yaitu Rp35,60 triliun, meningkat 22% dari sebelumnya Rp29,19 triliun.Menurut Jahja, khusus tahun ini pertumbuhan kredit akan lebih konservatif yaitu sekitar Rp14 triliun hingga Rp16 triliun saja. Hal tersebut, sambungnya, untuk mengantisipasi pengaruh perlambatan ekonomi dunia khususnya di AS."Untuk korporasi kami masih akan melihat sejumlah sektor seperti telekomunikasi, dan jalan tol. Namun hingga kini belum ada komitmen dengan mitra terkait hal itu," kata Jahja.
Dana murah
Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo mengatakan selain didongkrak pertumbuhan kredit, naiknya laba juga disumbang oleh melonjaknya dana murah yang memangkas cost of fund.Kredit yang disalurkan tumbuh Rp17,7 triliun menjadi Rp138,5 triliun, sehingga pendapatan Bank Mandiri� naik 24% dari Rp13 triliun jadi Rp16,6 triliun. "Kinerja perseroan selama 2007 menunjukkan pertumbuhan sangat signifikan di segala sektor dibandingkan dengan 2006," kata Agus, kemarin. Dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 20,2% menjadi Rp254,7 triliun. Indikator efisiensi itu diperlihatkan dari komposisi DPK, karena dana murah mencapai Rp152,4 triliun atau naik 39,7%, sehingga komposisinya naik menjadi 61% dari semula 53%. Total aset bank BUMN terbesar di Tanah Air itu kini mencapai Rp319 triliun atau mengalami kenaikan 19,3% dari 2006 yang tercatat Rp267,5 triliun. Sementara itu, angka kredit bermasalah (NPL) gross juga turun dari 16,3% menjadi 7,2% dan NPL net dari 5,9% menjadi 1,5%. Adapun return on equity (ROE) naik sigifikan dari 10% menjadi 15,8%. Agus mengatakan rasio kredit terhadap DPK (LDR) mengalami penurunan dari 57% ke 54%. Demikian pula rasio kecukupan modal (CAR) turun dari 20,8% ke 16,9%. "'Penurunan CAR seiring meningkatnya penyaluran kredit, tapi juga LDR turun karena pertumbuhan DPK yang lebih tinggi daripada kredit," ujarnya.
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Dua bank terbesar di Indonesia yakni PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk membukukan laba masing-masing Rp4,4 triliun dan Rp4,48 triliun di tengah booming kredit pada 2007.Dengan laba sebesar itu, Bank Mandiri mencatatkan kenaikan 79,51% dari periode yang sama 2006 sebesar Rp2,42 triliun. Sementara itu, BCA hanya 5,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,2 triliun.Wakil Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan laba yang hanya 5,8% itu disebabkan oleh� tingginya biaya bank tersebut untuk melakukan ekspansi penambahan cabang, ATM dan electronic data capture (EDC)."Kami ekspansi hingga 18 cabang, ATM hingga 600 lebih dan EDC ribuan unit, Ongkos ekspansi itu naik pada tahun lalu," ujar Jahja kepada pers, kemarin.Selama 2007, bank itu menambah unit ATM sebanyak 612 unit sehingga kini berjumlah total 5.654 unit. Sedangkan untuk EDC penambahan sebesar 11.838 unit sehingga total 65.645 unit.Jahja menuturkan pertumbuhan kredit pada 2007 mencapai Rp82,56 triliun atau meningkat sekitar 34% dari 2006 yaitu Rp61,59 triliun. Komposisi penyaluran kredit terbesar tahun lalu untuk sektor usaha kecil menengah dan komersial yaitu Rp35,60 triliun, meningkat 22% dari sebelumnya Rp29,19 triliun.Menurut Jahja, khusus tahun ini pertumbuhan kredit akan lebih konservatif yaitu sekitar Rp14 triliun hingga Rp16 triliun saja. Hal tersebut, sambungnya, untuk mengantisipasi pengaruh perlambatan ekonomi dunia khususnya di AS."Untuk korporasi kami masih akan melihat sejumlah sektor seperti telekomunikasi, dan jalan tol. Namun hingga kini belum ada komitmen dengan mitra terkait hal itu," kata Jahja.
Dana murah
Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo mengatakan selain didongkrak pertumbuhan kredit, naiknya laba juga disumbang oleh melonjaknya dana murah yang memangkas cost of fund.Kredit yang disalurkan tumbuh Rp17,7 triliun menjadi Rp138,5 triliun, sehingga pendapatan Bank Mandiri� naik 24% dari Rp13 triliun jadi Rp16,6 triliun. "Kinerja perseroan selama 2007 menunjukkan pertumbuhan sangat signifikan di segala sektor dibandingkan dengan 2006," kata Agus, kemarin. Dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 20,2% menjadi Rp254,7 triliun. Indikator efisiensi itu diperlihatkan dari komposisi DPK, karena dana murah mencapai Rp152,4 triliun atau naik 39,7%, sehingga komposisinya naik menjadi 61% dari semula 53%. Total aset bank BUMN terbesar di Tanah Air itu kini mencapai Rp319 triliun atau mengalami kenaikan 19,3% dari 2006 yang tercatat Rp267,5 triliun. Sementara itu, angka kredit bermasalah (NPL) gross juga turun dari 16,3% menjadi 7,2% dan NPL net dari 5,9% menjadi 1,5%. Adapun return on equity (ROE) naik sigifikan dari 10% menjadi 15,8%. Agus mengatakan rasio kredit terhadap DPK (LDR) mengalami penurunan dari 57% ke 54%. Demikian pula rasio kecukupan modal (CAR) turun dari 20,8% ke 16,9%. "'Penurunan CAR seiring meningkatnya penyaluran kredit, tapi juga LDR turun karena pertumbuhan DPK yang lebih tinggi daripada kredit," ujarnya.
No comments:
Post a Comment