Mandiri terancam batal akuisisi BII
Rabu, 05/03/2008
www.bisnis.com
JAKARTA: Kementerian BUMN mengisyaratkan penolakan terhadap rencana PT Bank Mandiri Tbk serius membeli 55,85% saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) sebagai bagian dari pertumbuan nonorganik.
Meneg BUMN Sofyan Abdul Djalil menegaskan pemerintah belum berencana menambah jumlah bank.
"Pemerintah sudah memiliki cukup bank," ujarnya sore ini
Keseriusan itu terlihat dari langkah bank BUMN tersebut dalam menyeleksi tiga bank investasi asing untuk menjadi penasihat keuangan yang membantu proses pembelian saham BII. Seleksi itu dilaksanakan seiring dengan keluarnya teaser letter divestasi BII oleh Grup Temasek kepada calon pembeli potensial.
Dalam briefing yang dilaksanakan Jumat pekan lalu, Bank Mandiri menjelaskan rencananya membeli bank kelas menengah, yakni BII, kepada tiga eksekutif bank investasi asing, yaitu ABN Amro Asia Securities, Merrill Lynch Indonesia, dan UBS Securities.
Grup Temasek berencana melego BII, karena terbentur peraturan single presence policy Bank Indonesia yang diterapkan pada 2010.
Fullerton menguasai 68,09% saham PT Bank Danamon Tbk melalui konsorsium Asia Financial. Fullerton juga mengendalikan Sorak Financial Holdings Pte Ltd yang memiliki 55,85% saham BII.
Kelompok usaha Temasek, melalui Fullerton Financial Holdings Pte Ltd (FFH), menunjuk Credit Suisse Singapura dan Goldman Sachs Singapura untuk membantu penjualan saham BII. (ln)
Thursday, March 6, 2008
Mandiri terancam batal akuisisi BII
Labels:
Bank Mandiri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment