Monday, March 10, 2008

Mandiri Minta Tambahan Kuota Penjualan ORI 004

29 Februari 2008
detikfinance

Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengajukan permintaan tambahan kuota untuk penjualan obligasi ritel Indonesia atau ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun telah ludes terjual. Dalam waktu empat hari sejak ORI 004 dipasarkan pada Senin 25 Februari 2008, Bank Mandiri telah berhasil menjual lebih dari Rp 1,5 triliun. Demikian diungkapkan Senior Vice President Wealth Managament Group Head Bank Mandiri, Heri Gunardi dalam pernyataan lewat SMS kepada detikFinance, Jumat (29/2/2008). Heri menjelaskan, penjualan ORI 004 yang mencapai Rp 1,5 triliun ini berarti telah melewati penjualan ORI seri 001 sampai 003 sebelumnya. Pada ORI 003 Bank Mandiri berhasil membukukan Rp 1,33 triliun dengan market share 14,53% dari total penjualan nasional sebesar Rp 9,4 triliun. Sedangkan untuk ORI 001 berhasil mencapai penjualan Rp 912 miliar dengan market share 27,78% dari total penjualan Rp 3,28 triliun. Pada ORI 002 membukukan Rp 866 miliar dengan market share 13,9% dari total penjualan nasional Rp 6,23 triliun. Menurut Heri, strategi penjualan ORI 004 oleh Mandiri dilakukan di 10 kantor wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia yang disesuaikan dengan prospeknya. Serta memanfaatkan 956 jaringan kantor cabang. Kantor wilayah 5 Jakarta Sudirman menempati urutan pertama pemasaran ORI 004 dengan berhasil menjual 25%, dan kantor wilayah 4 Jakarta Thamrin menempati urutan kedua dengan 20,9%. Sedangkan kanwil 3 Jakarta Kota sebesar 15,6% dari keseluruhan penjualan di hari keempat. Kantor wilayah lainnya memberikan kontribusi rata-rata 5,5%. Penjualan ORI 004 dijadwalkan akan ditutup pada 6 Maret 2008. Berdasarkan hal itu Bank Mandiri masih mengharapkan adanya tambahan kuota dari pemerintah. Mandiri sebelumnya juga telah dinyatakan sebagai agen ORI terbaik di tahun 2007. "Kami telah ajukan surat tambahan kuota pada Kamis 28 Februari 2008. Tentu saja kami sangat mengharapkan adanya tambahan kuota tersebut dalam waktu dekat ini," harap Heri. (ir/qom)

No comments: